Kalimantan
Timur (Kaltim) bukan saja dikenal karena memiliki satwa langka yang dilindungi
seperti orang utan dan burung enggang. Namun Kaltim juga memiliki satwa langka
lainnya yakni rusa sambar yang merupakan jenis rusa terbesar di dunia.
mengapa
tidak di lakukan penangkaran rusa merupakan suatu terobosan yang bersifat
melestarikan jenis rusa dari kepunahan dan menyelamatkan plasma nutfah spesifik
Kalimantan Timur sekaligus sebagai awal domestikasi untuk dapat di
dibudidayakan dan dimanfaatkan seperti ternak lainnya. Bahkan di beberapa
negara Eropa ternak ini sudah dibudidayakan dan ternakan secara komersial dalam
kurun waktu ± 50 tahun yang lalu.
Rusa
merupakan jenis ternak yang mempunyai potensi ekonomi tinggi, karena hampir
seluruh bagian tubuh bisa dimanfaatkan, antara lain daging sebagai sumber
protein, tanduk muda sebagai bahan baku obat tradisional, tanduk tua sebagai bahan industri, kulit sebagai bahan baku industri penyamakan
kulit. Potensi produksi daging dengan persense karkas 56-58% dibandingkan
dengan sapi yang hanya 51-55% dan domba 44-50% (Semiadi, G. 1998). Daging rusa
yang disebut venison, dikenal karena rendah kandungan kolestrol dan lemak,
selain dari sifat dagignya yang empuk, rasa yang spesifik (gamey flavour) dan
rendah kalori. Hal inilah yang dicari oleh para konsumen tingkat menengah keatas
dimasa ini.
Ternak
|
Kalori
(kkal)
|
Lemak
(gram)
|
Kolestrol
(mgr)
|
Protein
(gram)
|
Rusa
Merah
|
159
|
3,30
|
66
|
25
|
Sapi
Potong
|
214
|
9,76
|
92
|
31
|
Babi
|
219
|
10,64
|
101
|
29
|
Domba
|
178
|
7,62
|
83
|
25
|
Ayam
|
159
|
3,42
|
83
|
31
|
Kalkun
|
154
|
3,45
|
68
|
29
|
Ikan
Salmon
|
138
|
5,75
|
39
|
20
|
Sumber: Semiadi, G. Budidaya Rusa Tropika Sebagai Hewan Ternak,
1998.
Melihat
dari potensi tersebut diatas, ternak rusa mempunyai prospek yang cukup menarik dikembangkan
sebagai komoditi unggulan baru di bidang peternakan yang bisa di usahakan ke
arah agribisnis dan agroindustri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar